A. PENGERTIAN TES DAN
PENGUKURAN
Tes dan pengukuran dapat kita definisikan seperti berikut :
TES : Suatu instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang seseorang / suatu
obyek tertentuk (bentuk atau sasaran)
PENGUKURAN : Suatu
proses untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan
menggunakan alat ukur yang baku. (alatnya)
Jadi dapat kita
simpulkan bahwa tes dan pengukuran olahraga adalah kumpulan informasi dari dari
sesuatu yang diukur, hasilnya hanyalah data-data atau angka-angka hasil
pengukuran dan hasil penguukran ini dilakukan untuk evaluasi atau untuk
mengembangkan prestasi olahraga.”
TES ANTROPOMETRI
Tes untuk mengetahui
Komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia.
Beberapa pengukuran antropometri pokok/dasar antara lain :
1. Berat Badan ( Body
Weight )
2. Tinggi Badan (
Stature Hight )
3. Tinggi Duduk (
Sitting Height )
4. Lebar Bahu (
Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul (
Bi-ilium diameter )
6. Lebar Sendi Siku (
Bi-epicondilar diameter humerus )
7. Lebar Sendi Lutut
(Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit (
skinfold caliper )
Quadricepsü Abdominal ü Subscapula ü Tricep ü
Hamstring ü Suprailium ü Biceps ü
Tujuan akhir dari
pengukuran Antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang.
Tapi pada bahasan kali ini hanya akan dibahas tentang Berat Badan ( Body Weight
), Tinggi Badan ( Stature Hight ) dan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Berat Badan ( Body
Weight ), Tinggi Badan ( Stature Hight )
Pengukuran tinggi badan
dan berat badan sangat penting manusia lebih-lebih pada pengembangan prestasi bagi
siswa atau atlet. Dengan Pengukuran tinggi dan berat badan dapat mengetahui IMT
( indeks masa tubuh ).
Prosedur pelaksanaan tes
sebagai berikut :
a. Berdiri tegak lurus
b. Pandangan lurus
kedepan
c. Saat pengukuran berat
badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin
d. Tinggi badan satuan
alatnya adalah Cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg).
e. Alat yang digunakan,
antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera
Standar berat badan
ideal ( Brocce Formula )
Berat Badan ideal = 90 %
X ( Tinggi Badan – 100 )
Batas kewajaran sebagai
berikut :
Paling Berat = 120 % X (
Tinggi Badan – 100 )
Paling Ringan = 80 % X (
Tinggi Badan – 100 )
Ex :
Diket : Berat badan = 70
Kg
Tinggi badan = 172 cm
BB ideal = 90% x (172
-100 )
64, 8 kg
Berat badan max = 120 %
x (172 – 100 )
86.4 kg
Berat badan min = 80 % x
(172 – 100 )
57,6 kg
Bila lebih dari 86,4 kg
berarti terlalu gemuk.
Bila kurang dari 57,6 kg
berarti terlalu kurus
Dari data yang diperoleh
dari pengukuran tinggi dan berat badan, akan dapat diperoleh juga data Indeks
Masa Tubuh.
Yaitu dengan rumus IMT
sebagai berikut :
IMT=
Keterangan :
BB = Berat Badan ( Kg )
TB = Tinggi Badan ( cm )
IMT = Indeks Masa Tubuh
( Kg/m)
Ex :
Diket : BB = 70 Kg
TB = 172 Cm
IMT = ??
IMT = 70 = 70 = 70 =
23.66 ( Kg/m)
(172)2 cm (2958)cm (2,
958)m
Ketentuan IMT:
Underweight = 12 - 19
kg/m
Ideal = 20 - 25 kg/m
Overweight = 26 - 29
kg/m
Obesitas = > 29 kg/m
C. TES KELENTUKAN (
FLEXIBILITY )
Tes kelentukan atau
flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari data tersebut
kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang. Tingkat kelentukan
seseorang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga memang perlu diadakan
pengukuran untuk mengambil data kelentukan seseorang, karena sangat bermanfaat
untuk beberapa tujuan yang diinginkan seseorang.
Alat yang digunakan
untuk tes kelentukan biasanya yaitu bangku/mistar dengan ukuran 50 cm atau
biasa juga yang disebut dengan Flexibility Meter. Satuan alat ini yaitu
Centimeter (Cm).Ada beberapa macam jenis tes dari tes kelentukan atau
flexibility. Tapi akan dijelaskan dibawah tentang 2jenis tes kelentukan, yaitu
sit and reach dan standing trunk flexion.
Sit and Reachv
Prosedur pelaksanaan tes
:
Peserta atau orang
coba tidak memkai alas kaki
Peserta duduk
dengan kaki lurus menyentuh balok tes.
Lutut bagian
belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
Pelan-pelan
bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan
menyentuh mistar skala/pengukur.
Tangan yang
mendorong harus selalu menempel di alat tes.
Dimulai dari angka
-20.
( karena tingkat
kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai
dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
Dilakukan 3 x,
diambil hasil tes yang terbaik.
Norma Sit and reach.
Kategori Pria Wanita
Bagus Sekali +21 +22
Bagus +17 +18
Sedang +11 +12
Cukup +5 +8
Kurang -2 +2
Standing Trunk
Flexionv
Prosedur pelaksanaan tes
:
Peserta atau orang
coba tidak memakai alas kaki
Peserta berdiri
dengan kaki lurus diatas balok tes.
Lutut bagian
belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
Pelan-pelan
bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan
menyentuh mistar skala/pengukur.§
Tangan yang
mendorong harus selalu menempel di alat tes.
Dimulai dari angka
-20.§
( karena tingkat
kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai
dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
Dilakukan 3 x,
diambil hasil tes yang terbaik.
D. TES KELINCAHAN (
AGILITY )
Tes agility atau yang
kita kenal sebagai tes kelincahan terdiri dari bebrapa gabungan komponen fisik
yang lain. Tes agility terdiri dai kelentukan, kecepatan, dan
keseimbangan.sehingga memang tes agility ini sangat manfaatnya dan sangat
dibutuhkan dikalangan penguji atau pengetes ( guru atau pelatih pada khususnya
). Bagi orang ciba atau atlet akn membutuhkan bebrapa kemampuan dan dasar dari
ketiga komponenn ( kelentukan, keseimbangan, dan kecepatan ) tersebut jika akan
melakukan tes agility atau kelincahan.
Ada beberapa macam jenis
tes dari tes Kelincahan atau Agility, Tapi akan dijelaskan dibawah tentang
2jenis tes kelincahan. Yaitu Squat Thrust dan Shuttle Run.
Squat thrust
Prosedur pelaksanaan tes
:
• Pelaksanaan tes
dilakukan selam 30 detik
• Posisi berdiri,
kemudian dimulai dengan meloncat keatas dengan tangan diangkat keatas.
• Setelah meloncat,
ketika turun, langsung ke posisi jongkok dan tangan menyntuh lantai didepan
tubuh.dibarengi dengan kaki yang langsung dibuang kebelakang, kaki lurus,
begitu juga tangan yang lurus menyentuh lantai, sehingga posisi tubuh Push- up.
• Setelah itu posisi
kaki dipindah lagi ke posisi jongkok untuk mengambil awalan untuk loncat lagi
atau ke posis mulai..
• Dapat dihitung sekali
ketika satu loncatan.
• Jika tidak sesuai
dengan prosedur tes, maka tidak dihitung.
Shuttle Run
Shuttle run yaitu biasa
dikiaskan lari bolak-balik. Ditempuh dengan jarak 40 meter. Jarak lintasan bisa
dimodifikasi sendiri oleh pengetes. Jika terdapat tiga garis dan masing-masing
garis berjarak 5 meter, maka orang coba akan melakukan 4 kali melewati garis
finis.
Ex : A Start / Finis B
1
2
3
4
5
Keterangan :
Terdapat 3 garis, garis
A, garis B dan garis start finis.
Tanda panah adalah
praktek lari yang akan dilakukan oleh orang coba.
Prosedur pelaksanaan tes
:
• Start berdiri.
• Kaki menginjak garis
start dan tidak boleh melebihi garis start.
• Menunggu aba-aba (
peluit atau ucapan ” siap, ya”
• Kedua kaki melewati
garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya, lalu kembali lagi.
• Finis, jika salah satu
kaki menginjak garis finis.
• Alat yang harus
disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.
E. TES KESEIMBANGAN (
BALANCE )
Tes ini dilaksanakan
agar penguji atau pengetes dapat mengetahu tingkat keseimbangan orang coba atau
atlet. Tes ini juga akan bermanfaat untuk pengembangan prestasi, motivasi dan
tujuan pengukuran yang lain yang dibutuhkan penguji.
Di dalam komponen tes
keseimbangan terdapat banyak macam jenis tes yang bisa dilaksanakan.
Diatntaranya adalah:
1. Static Balance
2. Tripod balance
3. Tip Up Balance
4. Handstand
5. Head Balance
Tapi dibawah ini akan
dijelaskan prosedur pelaksanaan tes keseimbangan yang menggunakan alat coba
yang bernam Balance One
Prosedur Pelaksanaannya
sebagai berikut :
Pertama-tama. Alat
tes harus On. Tombol On/Off berada dibelakang.ü
Alat pijakan
keseimbangan disatukan dengan alatnya.
Alat tes bisa
disesuaikan dengan tinggi badan orang coba.
Setelah itu
berdiri diatas alat pijakan dengan satu kaki saja.
Antara kaki yang
satu dengan kaki yang lain tidak boleh bersentuhan atau fikasih jarak
keduanya.ü
Tangan
direntangkan dan mata dipejamkan.
Alat akan
menghitung jika sudah ada tanda mulai brupa bunyi. Sebelumnya alat akan
menhitung mundur dari 5. baru akan menghitung.
Satuan alat ini
adalah detikü
Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
Standart hasil tes
ini adalah 10 detik.
Semakin banyak semakin
bagus.
F. TES REAKSI
Tes reaksi pada dasarnya
dilaksanakan untuk mengetahui tingkat reaksi seseorang dalam suatu kondisi
tertentu.hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan prestasi. Karena akna
banyak kita hadapi berbagai situasi dal berolahraga.
Tes reaksi diantaranya
adalah Whole Body Reaction dan Speed Anticipation Reaction.
Whole Body Reaction
Jenis tes ini terdapat
dua macam. Yaitu Visual dan Audiovisual.
Jika visual hanya
menggunakan alat indra mata saja dalam tes ini.yaitu dengan melihat cahaya pada
alat tes. Disana akan terdapat tiga warna. ( red, blue, and yellow )
Tetapi jika yang
Audiovisual yaitu menggunakan mata dan telinga, karena yang akan terdapat di
alat tes adalah suara dan cahaya.( 50, 1k, 3k )
Prosedur pelaksanaan tes
( visual) :
o Alat on
o Orang coba berdiri
pada alas tumpu yang tersedia. ( boleh rileks saja )
o Pandangan kearah
sensor yang akan mengeluarkan cahaya.
o Ketika lampu menyala, orang
coba secepatnya melakukan reaksi dengan membuka kedu kaki atau mengeluarkan
kedua kaki dari alas tumpu tadi.
o Satuan alat ini adalah
detik
o Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
o Norma Whole Body
Reaction
Kategori Prestasi (dtk)
Istimewa 0.001 – 0.100
Bagus Sekali 0.101 –
0.200
Bagus 0.201 – 0.300
Cukup / Sedang 0.301 –
0.400
Kurang 0.401 – 0.500
Kurang Sekali 0.501 – ke
atas
Speed Anticipation
Reaction
Tes ini dilaksanakan
untuk mengetahui antisipasi seseorang.
Alat on
Terdapat tombol start
dan restart
Satuan alatnya
Second
Norma
Normal 1.00- 2.00 detik
Tidak Normal 0.99
kebawah dan 2.01 keatas
Di dalam papan
alat tesTerdapat daerah momentum dan blank spot§
Orang coba duduk
di depan papan tersebut.§
Perhatikan cahaya
yang berjalan di daerah momentum§
Dan bayangkan
cahaya itu tetap berjalan pada daerah blank spot dan pencet tombol jika sudah
anda bayangkan cahaya itu sudah masuk pada lingkaran.§
G. TES STERNGTH (
KEKUATAN )
Tes strenght atau tes
kekuatan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi atlelt atau orang coba,
selain kita akan dapat mengetahui seberapa kemampuan kekuatan orang coba,
secara langsung akan mendapat nilai latihan untuk pengembangan fisik seseorang,
terutama pada sit up, push up, dan back up, dan masih banyak lagi jenis tes
yang temasuk dalam tes strength.
Jika tes kekuatan maka
melakukan tes selama 30 detik. Tapi jika termasuk endurance atau daya tahn,
maka dilakukan selama 1 menit. Latihan dan tes sebenarnya hampir sama, tapi hal
ini akan dibedakan pada modivikasi pelaksanaanya saja. Bentuk pelaksanaan
latihan lebih kreatif dan bervariasi.
V – Sit Up
• Tes Sit Up dilakukan
untuk mengetahui kekuatan otot perut
• Posisi tubuh tidur
terlentang
• Kaki menutup,menempel
satu sama lain
• Lutut ditekuk kurang
lebih 45 derajat, sehingga membentuk posisi kaki V- Sit Up
• Kedua tangan menyentuh
belakang telinga.
• Setelah itu gerakkan
tubuh bagian atas naik turun
• Ketika naik, perut dan
dada harus sampai menyentuh paha
• Ketika turun, kepala
tidak boleh sampai menyentuh lantai, tetapi pundak harus menyentuh lantai.
• Posisi tangan
jari-jari tangan harus tetap menmpel disamping telinga.
• Jika pergerakan atau
pelaksanaan tidak sesuai dengan prosedur yang ada. Maka tidak bisa dihitung.
• Perhitungan, jika
dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi.
Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada
di posisi atas lagi.
Push Up
• Tes Push Up dilakukan
untuk mengetahui kekuatan otot lengan
• Posisi badan tengkurap
• Posisi kaki lurus dan
tetap menutup atau menempel satu sama lain
• Tangan ditekuk, siku
ditekuk, telapak tangan menempel dilantai berada di samping ujung lengan.
• Setelah itu gerakan
tubuh naik turun bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki (jari-jari kaki)
• Ketika naik, posisi
tangan harus lurus.
• Ketika naik, posisi
selurh bagian tubuh atas dan bawah tetap lurus selama pergerakan.
• Ketieka turun, tangan
ditekuk dan posisi badan tidak boleh samapi menyentuh lantai
• Perhitungan, jika
dimulai dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi.
Begitu juga sebaliknya. Jika dimulai dari atas, maka dihitung satu jika berada
di posisi atas lagi.
• Pada wanita , terdapat
satu perbedaan, yaitu pada posisi kaki tidak bertumpu pada ujung telapak atau
jari-jari kaki, tetapi memggunakan lutut, sehingga posisi lutu harus ditekuk.
Back Up
• Posisi tubuh tidur
tengkurap.
• Posisi tubuh lurus
• Kaki juga lurus
• Posisi masing-masing
tangan berada di samping, menyentuh belakang masing-masing telinga
• Kemudian gerakan tubuh
bagian atas naik dan turun.
• Ketika naik, posisi
tubuh harus naik maksimal.
• Perhitungan, dimulai
dari poasisi dibawah, maka duhitung sekali jika sudah turun lagi.
Hall Squat
Hall Squat adalah salah
satu jenis atau bentuk tes kekuatan otot. Dengan tes ini kita akan bisa
mengetahui kekuatan otot kaki, khususnya pada otot paha dan betis. Sebelum
adanya tes ini, dulu lebih sering tes yang dilakukan adalah tes Squat jump.
Tapi pada perkembangannya tes tersebut dihentikan dan bahkan dihilangkan.
Karena telah melewati beberpa penelitian oleh para ahli,. Tes tersebut membwa
dampak buruk pada beberapa bagian tubuh terutama dikaki atau lebih tepatnya
pada tulang-tulang. Sehingga tes tersebut diganti dengan tes yang bernama Hall
Squat.
Prosedur pelaksanaan tes
ini sebenarnya hampir sama dengan tes squat jump. Tetapi terdapat beberapa
perbedaan di dalamnya. Prosedur pelaksanaan tes hall squat yaitu dimulai dengan
posisi kaki yang dibuka, dan salah satu kaki berada di depan, jarak keduanya
kurang lebih setengah meter.posisi tubuh bagian atas menghadap kedepan dan
tegak. Pandangan kedepan, posisi tangan seperti posisi orang lari. Kemudian
pindahkan kedua kaki berganti posisi,yang semula dibelakang dipindah kedepan
begitu juga sebaliknya. Pindahkan secepat mungkin. Setiap pergantian kaki
dihitung satu. Pergerakan tangan seimbang dengan pergerakan kaki, gerakannya
seperti gerakan saat lari.
Grip Strength
Grip strength
dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot peras tangan. Kekuatan otot peras
tangan juga termasuk dalam komponen kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk
kekuatan otot ini tetap selalu dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya.
a. Alat yang digunakan
dalam tes Grip Strenght ini adalah Grip Strenght Dynamometer atau Hand
Dynamometer. Satuan dari alat ini adalah Kilogram (Kg )
b. Prosedur Pelaksanaan
Tes :
Pengukuran Otot Peras
Tangan Kanan dan Kiri.
Orang coba berdiri
tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu.
Pandangan lurus
kedepan
Tangan memegang
Grip Strenght dynamometer
Tangan harus lurus
Skala dynamometer
menghadap keluar atau kedepan.
Jarum dynamometer
berada pada angka nol
Setelah itu, Grip
Strenght Dynamometer diperas dengan sekuat tenaga
Hanya dengan
sekali perasan
Penekanannya tidak
boleh dengan sentakan.
Tangan yang
diperiksa maupun alat grip streng dynamometer tidak bolah tersentuh badan
ataupun benda lain.
Hasil tes dapat
dilihat pada skala dynamometer
Dilakukan sebanyak
3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kanan pria dan wanita
Kategori Prestasi pria
(kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 55.50 –
keatas 42.50 – keatas
Bagus 46.50 – 55.00
32.50 – 41.00
Sedang 36.50 – 46.00
24.50 – 32.00
Cukup 27.50 – 36.00
18.50 – 24.00
Kurang SD – 27.00 SD –
18.00
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan peras otot tangan kiri pria dan wanita§
Kategori Prestasi pria
(kg) Prestasi Wanita (kg)
Baik sekali 54.50 –
keatas 37.00 – keatas
Bagus 44.50 – 54.00
27.00 – 36.50
Sedang 33.50 – 44.00
19.00 – 26.50
Cukup 24.50 – 33.00
14.00 – 18.50
Kurang SD – 24.00 SD –
13.50
Pull and Push
Tes pull and push
dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot menarik dan kekuatan otot mendorong (
otot bahu ). Tes ini juga akan sangat diperlukan bagi pelatih atau penguji.
Pull ( Tes Kekuatan Otot
Menarik (Otot Bahu) )
a. Alat yang digunakan
dalam tes kekuatan otot menarik adalah Expanding Dynamometer, satuan dari alat
ini adalah kilogram (Kg)
b. Prosedur pelaksanaan
tes
Orang coba berdiri
tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
Pandangan lurus
kedepan
Expanding
Dynamometer dipegang dengan kedua tangan
Diangkat dengan
kedua tangan berada di dipan dada.
Badan dan alat
menghadap keluar atau ke depan
Kedua lengan atas
kesamping dan siku ditekuk
Jarum dynamometer
berada pada angka nol
Kemudian tarik
sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
Hanya dengan
sekali tarikan
Alat ataupun
tangan tidak boleh menyentuh badan
Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
Push ( Tes Kekuatan
Mendorong (Otot Bahu) )
a. Alat yang digunakan
dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Expanding Dynamometer, satuan dari
alat ini adalah kilogram (Kg)
b. Prosedur pelaksanaan
tes
Orang coba berdiri
tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau selebar bahu
Pandangan lurus
kedepan
Expanding
Dynamometer dipegang dengan kedua tangan
Diangkat dengan
kedua tangan berada di dipan dada.
Badan dan alat
menghadap keluar atau ke depan
Kedua lengan atas
kesamping dan siku ditekuk
Jarum dynamometer
berada pada angka nol
Kemudian dorong
sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
Hanya dengan
sekali dorongan saja
Alat ataupun
tangan tidak boleh menyentuh badan
Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
Back and Legv
Back and Leg
dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot extensor punggung dan kekuatan otot
extensor kaki (tungkai). Kekuatan otot ini juga termasuk dalam komponen
kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap selalu
dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya. Karena akan bermanfaat bagi
pengembangan fisik atau prestasi atlet.
Back (kekuatan otot
extensor punggung)
a. Alat yang digunakan
dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg Dynamometer, satuan dari
Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan
tes
Orang coba berdiri
di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan
memegang tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan lurus
Kedua siku tidak
boleh ditekuk
Punggung
dibungkukan sehingga membentuk sudut 30 derajat terhadap garis vertikal
Kedua kaki tetap
lurus
Pandangan tetap
kedepan
Kemudian tarik
tongkat pegangan keatas sekuat tenaga dengan car meluruskan kembali penggung.
Tumit tidak boleh
diangkat dan kaki tetap lurus
Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan otot punggung Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 153.50 –
keatas
Bagus 112.50 – 153.00
Sedang 76.50 – 112.00
Cukup 52.50 – 76.00
Kurang SD –52.00
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan otot punggung Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 103.50 –
keatas
Bagus 78.50 – 103.00
Sedang 57.50 – 78.00
Cukup 28.50 –57.00
Kurang SD –28.00
Leg (kekuatan otot
extensor kaki (tungkai))
a. Alat yang digunakan
dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg Dynamometer, satuan dari
Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan
tes
Orang coba berdiri
di atas tumpuan back leg dynamometer
Kedua tangan
memegang bagian tengah tongkat pegangan back leg dynamometer
Kedua tangan lurus
Punggung lurus
Sedangkan lutut
ditekuk mebuat sudut krang lebih 120 derajat.
Setelah itu tarik
tongkat pegangan keatas sekuat-kuatnya dengan meluruskan lutut.
Tumit tidak boleh
diangkat
Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Pria
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 259.50 –
keatas
Bagus 187.50 – 259.00
Sedang 127.50 – 187.00
Cukup 84.50 – 127.00
Kurang SD –84.00
Norma penilaian
dan klasifikasi kekuatan otot tungkai Wanita
KATEGORI PRESTASI (kg)
Baik sekali 219.50 –
keatas
Bagus 171.50 – 219.00
Sedang 127.50 – 171.00
Cukup 81.50 –127.00
Kurang SD –81.00
H. TES POWER
Tes power adalah
gabungan komponen fisik dari kekuatan dan kecepatan. Jadi orang coba harus
memiliki kedua komponen kondisi fisik tersebut untuk melakukan tes ini. Tes
power juga sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk pengembangan prestasi
atlet atau orang coba. Banyak tujuan yang akan diambil dari tes ini seperti
tes-tes yang lain yang telah dijelaskan di atas.
Tes power terdapat
berbagai macam jenis tes, seperti explosive power ( daya ledak otot ), bike
race ( tes power kaki ), atau lari 30 meter dan 50 meter.
Explosive Power (
Daya Ledak Otot )
Daya ledak otot atau
Explosive power adalah tenaga yang dapat dipergunakanmemindahkan berat
badan/beban dalam waktu tertentu, seperti meloncat / melompat. Daya ledak
seseorang dapat diukur atau diketahui dengan cara tes. Untuk mengukur atau
megetahui kekuatan loncat seseorang kita bisa menggunakan jenis tes Vertikal jump.
Vertikal Jump
Tes menggunakan
alat yang bernama Jump Meter Digital
Satuan jump MD
adalah centimeter (Cm)
Vertical Jump | Jump MD - Tes Tinggi lompatan vertikal biasanya
dilakukan sebagai bagian dari tes kebugaran jasmani. Untuk mengukur tinggi lompatan
vertical dengan mudah dan akurat kita dapat menggunakan sebuah alat yaitu Jump
MD. Adapun ketentuan dan penggunaannya adalah sebagai berikut:


Pasanglah belt di pinggang subjek, pastikan supaya alat telah terpasang dengan erat. Perintahkan subjek untuk berdiri di atas rubber plate dengan tegak. Putarlah punggung tali yang ada pada alat, pastikan agar tali tidak kendor.
Tekan tombol ON/C untuk menyalakan alat. Perintahkan kepada subjek untuk melakukan vertical jump. tekan tombol SET untuk menyimpan nilai yang pertama, display akan menunjukkan nilai “0”.
Perintahkan agar subjek kembali berdiri di atas rubber plate dengan tegak. Putar kembali penggulung tali agar tali kembali tegang. Perintahkan agar subjek melakukan vertical jump sekali lagi. Setelah 5 detik, display akan menunjukkan nilai vertical jump terbaik dari 2 kali tes yang dilakukan.
Untuk mengatur subjek berikutnya, tekan tombol ON/C untuk mengembalikan display ke “0”.
Gambar
tes vertical jump
Table
penilaian vertical jump
Skor
|
Putra
|
Kreteria
|
Putri
|
5
|
>70
|
Sempurna
|
>48
|
4
|
62-69
|
Baik sekali
|
44-47
|
3
|
53-61
|
Baik
|
38-43
|
2
|
46-52
|
Cukup
|
33-37
|
1
|
38-45
|
Kurang
|
29-32
|
Bike race ( tes
power kaki )
Tes bike race ini
dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau power kaki. Tes ini dilakukan dengan
alat yang juga bernama bike race. Dimana Alatnya seperti sepeda.
Prosedur pelaksanaan tes
:
Posisi duduk dapat
disesuaikan dengantinggi atlet atau orang coba.
Atlet harus
memakai sepatu.
Alat dihidupkan,
lalu tekan fungtion, lalu pilih tombol Tes. Maka akan keluar tulisan ” to print
result ”. Jika ingin mendapatkan print out data tes ya dipilih yes, tapi jika
tidak, maka dipilih no. Yes ada di tombol 1, dan no ada di tombol 2.
Setelah itu muncul
pilihan :
1) Fitnes
2) Manual
3) Power
Karena kita berada dalam
pembahasan tes power maka pilih tombol 3 (power).
Setelah itu akan
muncul pilihan ” weight ” ( berat badan ). Maka masukkan berat badan orang
coba. Lalu tekan enter.
Setelah itu muncul
pilihan ” Age ” ( usia ). Maka masukkan usia orang coba dan tekan enter.
Lalu muncul
pilihan ” Sex ” ( jenis kelamin ). Maka pilihlah tombol 1 untuk Male dan tombol
2 untuk Female.
Setelah itu orang
coba akan melakukan warming up atau pemanasan selam 40 detik dengan mengayuh
pedal.
Setelah melakukan
warming up, pada hitungan mundur dari 40 detik pemanasan tadi, orang coba
langsung melakukan tes dengan mengayuh pedal secepatnya karena pada waktu tes
alat akan memberi beban dengan sendirinya sesuai dengan berat badan, usia dan
jenis kelamin orang coba.
Tidak diperkenankan
berhenti sampai pada bunti ” Tiit ”
Setelah itu orang
coba akan melakukan pendidnginan.
Dan stop atau
selesai
Lari 30 M dan 50
Mv
Lari 30 meter atau 50
meter termasuk pada tes power yang terdiri dari gabungan kita akan mengetahui
power kita, kita dapat mengetahui kecepatan dan kekuatan kita.
Menguykur jarak
sesuai dengan jarak tes.
Menyediakan alat
ukur kecepatan atau stop watch
Satuannya second
atau detik
Dilakukan dengan
start bebas, apapun.
Menghitung Tekanan Darah
Menghitung tekanan darah
seseorang menggunakan alat yang bernama Tencimeter. Satuan tencimeter adalah
milimeter hemoglobin ( mm hg ). Terkadang ketika kita mengambil data tekanan
darah, kita juga dapat menggunakan stetoskop untuk membantu kita mendengarkan
denyut nadi seseorang, agar diperoleh data yang lebih valid.
Ketentuan :
Sistole Tekanan Tinggi
10 + 120
Normal
10 + 80
Diastole
Tekanan Rendah
Keterangan :
Normal, jika sistole
berada pada kurang lebih 10 dari 120, dan diastole berada pada kurang lebih 10
dari 80.
Tekanan Tinggi, jika
sistole pada tekanan diatas atau lebih 10 dari 120 (130), dan diastole berada
pada lebih dari 10 dari 80 (90).
Tekanan Rendah, jika
sistole berada pada tekanan dibawah kurang 10 dari 120 (110), dan diastole
barada pada kurang 10 dari 80 (70).
J. TES ENDURANCE
Tes endurance biasanya
lebih dikenal dengan tes daya tahan tubuh seseorang. Tes ini sangat penting
sekali dan biasanya sering sekali dipaki para pelatih untuk pengembangan fisik
atau evaluasi perkembangan dan pelatihan seorang atlet. Bermacam- macam jenis
tes yang dilakukan para pelatih untuk melakukan tes endurance ini. Dan dari
masing-masing jenis tes akan mempunyai hasil dari tujuan yang berbeda-beda
pula.
Beberapa macam Tes
Endurance :
1. 2,4 Km Lari
2. 4,8 Km Jalan
3. Lari 12 menit
4. lari 15 menit
5. harvard Test ( bangku
)
6. Sharky Test ( bangku
)
7. MFT
MFT ( Multi Fitnes Test
)
Multi fitnes test ( MFT
) adalah suatu jenis tes daya tahan atau Endurance yang bertujuan untuk
mengetahui VO 2 Max. di Indonesia, oramg-orang biasanya menyebutnya Tes Tung (
Bleep Test ). Satuan dari tes ini yaitu cc/Kg bb/menit. Di dalam jenis tes ini
terdapat beberapa kelemahan, kelemahan tersebut yaitu tidak adanya perbedaan
prosedur pelaksanaan atau norma antara peserta atau orang coba laki-laki dan
wanita. Yang kedua yaitu tidak adanya perbedaan faktor usia di dalamnya.
Beberapa hal tentang tes
MFT :
• Pertama kita harus
menyiapkan kaset, tape atau VCD.
• Menyediakan stop
watch, alat tulis, dan lintasan
• Jarak lintasan yang
akan dilalui adalah 20 meter, tapi kita harus menyiapkan jarak minimal 30 M.
• Start bisa dimulai
dari garis manapun, tetapi ketika start kaki tidak boleh melebihi garis start.
• Ketika pembalikan,
salah satu kaki dan setengah dari tubuh harus melewati garis. Jika lebih juga tidak
apa-apa.
• Dikatakan tes ini
selesai atau berhenti jika peserta telah melanggar atau tidak mengikuti
perintah dari kaset 2 kali berturut-turut.